Berupa tulisan-tulisan yang umumnya berbentuk esai (panjang / pendek) dengan judul-judul topik tertentu.
Mengambil Metode-Metode yang Alkitabiah: Kehidupan yang Berkomunikasi
Pada tahun 1978, keluarga kami membangun sebuah rumah. Sementara bekerja, kami membicarakan hal-hal yang akan kami lakukan jika bangunan rumah tersebut telah selesai. Pada tahun-tahun berselang, kami mengadakan penambahan, membentuk ulang model kamar mandi dan dapur, dan menyiapkan untuk membuat tambahan. Kami tidak lagi membicarakan penyelesaian rumah itu. Kami menyadari bahwa kami akan selalu mengubah rancangan rumah kami. Selalu akan ada perbaikan tertentu yang harus dilakukan.
Bagaimana Mengajar Anak Pratama
Saran-saran berikut ini secara langsung mengarah pada sifat-sifat anak pratama dan bagaimana sifat-sifat itu memengaruhi proses belajar-mengajar.
Anak pratama lebih senang belajar dari apa yang dapat mereka alami secara konkrit dan fisik daripada secara lisan -- misalnya berbicara dengan mereka. Mereka sangat memerhatikan kepekaan fisik dan mereka menggunakannya untuk mendapatkan ide-ide dan informasi baru.
Memahami Anak Pratama
Anak pada umur antara enam dan sembilan tahun boleh dikata merupakan saat-saat pengalamannya mulai meluas. Sebelum mencapai umur itu, ia masih ada di bawah asuhan orang tua. Teman-temannya kebanyakan berasal dari sekitar rumahnya atau dari keluarganya sendiri. Tetapi pada umur kurang lebih tujuh tahun, ia mulai mengenal lingkungan yang baru, yaitu sekolah.
Menanamkan Kebenaran Firman Tuhan: Metode Menghafal Ayat untuk Balita
Apakah anak-anak usia prasekolah bisa menarik manfaat dari aktivitas menghafal ayat di sekolah minggu?
Esok hari, dapatkah anak balita mengutip ayat hafalan yang dipelajarinya hari ini? Kemungkinan tidak. Tetapi dengan bantuan, mereka dapat mengingat kembali bagian ayat hafalan tersebut, dan mereka akan melihat apakah aktivitas itu menyenangkan atau tidak.
Daud menulis: "Bagaimana seorang anak muda memelihara hidup kudus? Dengan hidup sesuai dengan perkataannya.
Pengalaman-Pengalaman Berharga bagi Anak Usia 2 dan 3 Tahun
Suatu pendekatan untuk memahami anak usia 2 dan 3 tahun adalah melalui suatu pemahaman tentang pengalaman-pengalaman yang berharga bagi mereka.
Menyusun Rancangan Pembelajaran Kelas Bayi
Riset membuktikan bahwa kegiatan bermain, tepatnya bermain bebas, adalah cara terbaik dalam proses perkembangan anak. Bermain menyediakan dasar yang kuat untuk pertumbuhan intelektual, kreativitas, dan penyelesaian masalah.
Memahami Bayi
Lembut, banyak tidur, merah, berkerut, menyenangkan untuk disayangi, lemah, kecil -- pilihlah kata apa saja untuk menggambarkan bayi. Siapa yang tidak menyukai anak kecil ini? Dan mendengar orang tua dan saudara-saudaranya dengan bangga dan bahagia mengatakan bahwa bayi mereka adalah bayi yang paling cantik dan disayangi oleh semua orang. Tentu saja seorang bayi merupakan suatu mukjizat. Dari sebuah telur yang dibuahi (kira-kira sebesar titik yang ada dalam huruf i), kira-kira sembilan bulan kemudian, menjadi seorang manusia yang benar-benar utuh.
Tolong! Saya Harus Bercerita!
Mungkin akan sedikit menakutkan ketika kita diminta mendongeng sebuah cerita. Hal pertama yang harus diingat adalah jangan panik. Karena bisa jadi, Anda lebih berpengalaman daripada apa yang Anda cemaskan. Hanya sedikit orang yang mencapai masa dewasanya tanpa pernah mendengarkan cerita yang dibacakan untuk mereka, membaca cerita sendiri, dan mungkin bercerita untuk orang lain. Pikirkan bagaimana Anda menikmati sebuah gaya bercerita dan simpan hal itu dalam pikiran selama Anda mempersiapkan diri Anda sendiri.
Mengajar Cerita Alkitab
Mengajar cerita Alkitab merupakan suatu usaha untuk menyampaikan berita sukacita Tuhan kepada anak-anak. Karena kemampuan anak untuk memahami dan berkonsentrasi belum sebaik orang dewasa, pengajar harus dapat menyampaikan cerita secara menarik. Itu sebabnya, pelayanan terhadap anak menuntut kreativitas yang lebih besar daripada pelayanan terhadap orang dewasa.
Secara garis besar, ada dua tahap utama dalam mengajar cerita Alkitab, yaitu persiapan dan penyampaian.
Mengapa Bercerita Itu Penting?
Ada banyak alasan untuk bercerita, dan kita perlu menghilangkan anggapan seolah-olah bercerita itu hanya sebagai kegiatan anak-anak. Secara tradisional, hal itu belum pernah terjadi.
- Cerita-cerita menegaskan identitas kelompok. Mereka memenuhi kebutuhan untuk mengetahui dan merasakan keberadaan kita sebagai bagian dari suatu keluarga, bersatu melawan kesepian dan kerasnya kehidupan.
- Cerita membantu untuk menjawab pertanyaan fundamental kehidupan: Siapakah saya? Di mana Tuhan berada?