Aplikasi Komik Kitab Suci sangat cocok untuk anak-anak remaja karena cara penyajiannya yang lucu dan segar karena menggunakan bahasa yang sederhana dan gaul.
Sering kali, orang tua dan guru mengaitkan proses belajar dengan
pengetahuan dasar sebelumnya. Seorang anak dikatakan sudah
"mempelajari" sesuatu apabila dia bisa mengulang sesuatu yang sudah
dipelajarinya. Tetapi, hal itu tidak dapat memenuhi kebutuhan anak
dalam kehidupan sehari-hari. Mengulang sesuatu yang dipelajari
adalah awal dari proses belajar, tetapi tentu saja tidak cukup
sampai di situ.
Ada empat langkah yang perlu dilakukan untuk dapat mengajarkan
teologia dengan efektif kepada anak.
Apa yang terlintas di pikiran Anda saat Anda mendengar kata
"disiplin"? Tanpa memaksa otak untuk berpikir keras, dengan waktu
yang relatif cepat, Anda sudah dapat menyimpulkan jawabannya. Ah,
disiplin adalah sesuatu yang menjengkelkan, berat, dan Anda pasti
enggan untuk melakukannya.
Ternyata kata "disiplin" seberat konsekuensi yang terkandung di
dalamnya.
Apa yang saya pelajari ketika saya mengesampingkan setiap model
kepemimpinan lainnya yang saya baca atau saya dengar sebelumnya?
Siapakah Yesus ini, yang dengan-Nya, saya menjalin kembali hubungan
ketika saya melepaskan sepatu dan berjalan bersama-Nya melalui
halaman-halaman Alkitab? Mari saya ceritakan pada Anda.
Pelajaran terpenting yang saya pelajari dari Yesus mengenai
kepemimpinan adalah bahwa "Dia mengajar dan mewujudkan kepemimpinan
sebagai pelayanan".
Dari ajaran dan tindakan Tuhan Yesus Kristus, dapat ditemukan
konsep-konsep yang mengandung prinsip-prinsip dasar kepemimpinan
yang cemerlang. Prinsip-prinsip dasar tersebut dapat dilihat pada
penjelasan berikut. Dari Injil Matius 20:20-28 dan Injil Markus
10:35-45, Tuhan Yesus menjelaskan prinsip/falsafah dasar
kepemimpinan yang dapat diuraikan sebagai berikut.
Yesus adalah seorang yang ahli menanamkan kebenaran rohani kepada para pengikut-Nya. Ketika ingin memberikan ide-ide yang revolusioner, Yesus paham bahwa murid-murid-Nya membutuhkan sesuatu yang lebih dari sekadar penjelasan tentang kebenaran. Mereka perlu melihat penjelasan itu dalam bentuk tindakan termasuk membahas apa yang telah mereka saksikan. ... baca selengkapnya »
Suatu hari Yesus sedang berjalan-jalan di kota Yerikho ketika
beberapa orang buta mulai memanggil-manggil Dia. Alkitab menulisnya
demikian, "Ada dua orang buta yang duduk di pinggir jalan mendengar,
bahwa Yesus lewat, lalu mereka berseru: `Tuhan, Anak Daud,
kasihanilah kami!` Tetapi orang banyak itu menegur mereka supaya
mereka diam. Namun, mereka makin keras berseru, katanya: `Tuhan,
Anak Daud, kasihanilah kami!` Lalu Yesus berhenti dan memanggil
mereka.
Injil menuliskan empat keadaan di mana Yesus mengajarkan bahwa kasih
merupakan prinsip utama dari semua hukum. Dalam Khotbah di Bukit
kita mendapatkan contoh pertamanya. Seperti yang telah ditunjukkan
bahwa hukum yang berkaitan dengan kutuk, perzinahan, dan
penganiayaan kepada orang lain tidak hanya sekadar kata-kata saja
dan harus dihargai lebih daripada itu.
Selama Yesus melakukan pelayanan-Nya di dunia, banyak pelajaran kasih yang Dia berikan kepada kita. Kasih kepada Tuhan, sesama, saudara, murid-murid, anak-anak, dan lain sebagainya. Banyak hal dari tindakan kasih Yesus kepada anak-anak maupun murid-murid-Nya yang dapat kita terapkan dalam pelayanan. Berikut ini beberapa di antaranya.
Dalam percakapan Yesus sebelum Ia naik ke surga, kita mendapatkan pernyataan yang paling jelas mengenai fungsi dari Roh Kudus. Pernyataan Yesus yang paling kita kenal adalah, "Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku" (Yoh. 16:14). Kita memberi penekanan pada pernyataan, "Ia akan memuliakan Aku". ... baca selengkapnya »